Kenapa harus "meredam lara" (?)

Sudah lama ya saya ngga nulis di blog, ngga berbagi keluh kesah lagi. Sebenarnya ada banyak lara yang harus saya redam lewat tulisan, tapi akhir-akhir ini saya ngga tahu mau memulai nulis kaya gimana. Rasanya lara itu hanya mengendap di pikiran tapi untuk melisankan apalagi menuliskannya  susah sekali. Saya perlu sesuatu yang merangsang agar lara itu dapat muncul menjelma tulisan, dan itu sudah saya lakukan berkali-kali namun kenyataannya tetap saja susah.

Mungkin kali ini ngga banyak yang mau saya tulis, toh part ini juga hanya untuk mengisi waktu luang saja. Saya mau bahas tentang kenapa harus "meredam lara" (?) Alasannya banyak sih sebenarnya, tapi yang paling utama adalah, saya tipe orang yang ngga bisa cerita panjang lebar dengan orang lain bahkan dengan orang terdekat sekalipun. Jangankan dengan orang lain, dengan orang tua saja saya ngga pernah berbagi keluh kesah, sambat, cerita permasalahan hidup, atau meminta saran dan masukan. Saya tertutup, dan bisa dibilang saya adalah orang pemendam. Maka dari itu, saya selalu mencurahkan keluh kesah saya melalui tulisan. Ngga hanya di blog ini saja, saya juga menulis dimanapun saya bisa menuliskan apa yang sedang saya rasakan.

Kenapa namanya meredam lara? Ya karena tujuan saya menulis di blog ini adalah menceritakan semua lara yang saya rasakan, dengan harapan ketika saya menuliskannnya hal tersebut dapat meredamkan lara itu. Simple, dan bersyukur saya selalu bisa mengurangi beban lara itu dengan mencurahkannya lewat tulisan. Saya menuliskan di blog juga agar apa yang pernah saya alami dapat memberikan pelajaran bagi pembaca.

Singkatnya begitu

terimakasih :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalin, ini saya yang biasa dikatain sombong :)

That's why I always trying my best

Meredam Lara (a poetry)