Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Meredam Lara (a poetry)

Akan kuceritakan tentang seseorang yang hidupnya banyak dipecut oleh kesedihan harinya tidak luput dari siksaan bukan fisik yang jadi masalah, melainkan batinnya ia, perempuan yang rambut hitamnya tidak lebih dari sebahu perempuan dengan tubuh keringnya, tulang yang sedikit tampak sebab dagingnya tidak lebih banyak perempuan yang bibirnya tidak mampu mengukir senyum semanis gulali di pasar malam Ia, makhluk yang diciptakan Tuhan dengan penuh kelebihan namun dipatahkan dengan cacian manusia lainnya dan, tidak urung juga dibuang dari sekitarnya Sekarang, ia hanya seringkali bercerita bersama sarayu yang datang pada shyam ada kalanya ketika bumantara mendatangkan payoda yang kelabu ia berharap bentala dibasahi rintik hujannya harum petrichor dapat menstimuli bibirnya untuk tersenyum perempuan itu sumarah tidak ada harsa ia hanya ingin redup saja

Karena yang tahun lalu ajarkan adalah, kamu harus bahagia

Masih menggebu-gebu menyalahkan diri sendiri? Masih antusias menyiksa batin dengan membandingkan hasil pekerjaanmu dengan teman seperjuanganmu? Masih ingin terus mengorek luka dengan menatap kegagalan-kegagalan yang sebenarnya tidak perlu kamu ratapi? Atau masih setia menanti kemustahilan sebab kamu tidak menyukuri nikmat yang diberikan Tugan meski beberapa hal tidak sesuai harapanmu? Yang tahun lalu berikan memanglah luka, tapi yang tahun lalu ajarkan adalah bagaimana kamu harus bisa menata hidupmu kembali Yang tahun lalu sajikan adalah memori lama yang seharusnya tidak perlu kamu sambut di tahun berikutnya Jatuh, menderita, sengsara, dan pada akhirnya kamu hanya bisa mengeluarkan air mata Semua yang tahun lalu berikan tidak perlu kamu sebut-sebut lagi sebagai senandika semua yang tahun lalu ciptakan tidak perlu kamu ratapi di pertengahan malam sampai-sampai tidurmu kurang dari delapan jam Karena yang tahun lalu ajarkan adalah, kamu harus bahagia

Sukai! Maka apapun itu pasti akan mudah dilakukan :)

Oho, judulnya panjang sekali :v Halo? Ah, rasanya saya selalu ingin menyapa setiap kali kembali membawa tulisan absurd saya di blog ini, hehe. Bagaimana Februari kalian? Kalau saya, Februari ini terasa cepat sekali ya? Tahu-tahu sudah tanggal 8, loh. Hmm, sepertinya kalau saya terlalu lama menyapa justru tidak baik ya, lebih baik saya langsung ke inti tulisan ini saja. To be honest , saya tidak tahu mau menuliskan apa, tapi rasanya jari ini ingin sekali bergerilya di keyboard laptop saya (emang sebenernya hobi ngetik aja sih). Saya memang suka ngetik, ngetik apapun yang penting jarinya gerak di keyboard . Saya jadi ingat sesuatu, pernah suatu saat karena saking sukanya sama ngetik, akhirnya saya coba-coba buat bikin cerita di wattpad. Kalian tahu wattpad kan? Platform menulis yang tadinya gratis tapi sekarang sudah berbayar ya walaupun ngga semua cerita jadi paid story , sih. Eh kok malah ngomongin cerita berbayar ya, haha. Tahun 2017, awal saya mulai mendownload aplikasi itu. Tad

Ikhlasin! Maka hal baik akan datang padamu :)

Cek-cek hehe, saya mau menyapa tapi takutnya ngga ada yang baca blog saya :v eh tapi ngga apa-apa sih, siapa tahu ada satu atau dua orang yang baca blog random saya ini. Btw  apa kabar? masih tetap konsisten menjalankan protokol kesehatan kan? atau jangan-jangan kalian sudah bosen pakai masker saat bepergian, atau udah ngga pernah mencuci tangan dengan sabun? eh atau malah justru ngga pernah bawa hand sanitizer , nih? Jangan ya guys  karena corona ini makin hari makin ngelunjak aja, kalau bukan kita yang mendisiplinkan diri buat mengikuti protokol kesehatan, siapa lagi dong? Mencegah untuk diri sendiri ya, ngga apa-apa yang lain ngeyel, wong sehat untuk diri kita sendiri juga. Duh, kok sapaan ini jadi panjang banget, sih. Padahal niatnya ngga mau nyapa hehe. Saya ada sedikit cerita, jadi beberapa minggu yang lalu saya diminta untuk membuatkan video animasi sama teman saya, ya walaupun animasinya simpel sih ngga kaya video animasi yang dibikin sama animator pro begitu. Awalnya saya udah

Blue and Grey

Gambar
Huhhh, akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis ini. Niat saya baik kok, saya hanya ingin berbagi :) Beberapa hari yang lalu, saya memberanikan diri untuk kembali memutar lagu "Blue and Grey" tentu saja dengan lirik terjemahan indonesianya. Ngga, saya ngga takut sama lagu itu kok, saya cuma benci ketika memori buruk dan luka yang sudah saya kubur dalam-dalam, ketika semua kegelisahan yang saya masukkan ke dalam kotak ketidaksaran kembali terangkat, seluruh sesak itu hadir lagi hanya dengan lirik lagu itu. Demi apapun, saya tidak pernah menyangka lagu itu akan membawa saya sampai sejauh ini. "Orang-orang tampak bahagia, bisakah kau melihatku yang biru dan kelabu ini?" damn , i got goosebump,  saya ngga tahu harus nangis, teriak, atau marah (?) ini relate sekali dengan hidup saya. Orang-orang terlihat menikmati hidupnya, mereka tertawa, mereka tersenyum, sedang saya sendiri saja tidak tahu dengan keadaan diri saya. Saya merasa baik-baik saja, tapi nyatan

Ironi -- i love you but i'm letting go [a short story]

Hujan yang menyapa bentala sore itu tidak menyurutkan semangat dua manusia untuk bertemu, meskipun nabastala sempat murung sebab kelabu hitam menyelinap menghancurkan indahnya lazuardi. Anna dan Altair bukanlah sepasang, mereka hanyalah dua yang terikat tanpa kejelasan. Sesuai dengan janji yang sudah disepakati An siang tadi, bahwa mereka akan nongkrong sambil berbincang sebentar. An bersiap sebelum Al menjemput ke rumahnya. Ia mematut diri di depan cermin, mengamati setiap detail penampilan tubuhnya. Kemudian sedikit mengoleskan  lip mate  di bibir, menyisir rambut hitammya yang digerai, menyapu wajah dengan bedak tipis lalu memakaikan bulu mata dengan  mascara  agar sedikit terlihat lentik. Sebenarnya An adalah tipe perempuan yang tidak begitu memperhatikan penampilan, bahkan pernah suatu hari ia pergi dengan Al hanya memakai kaos polos dan celana jeans robek-robek. Tinnnnn Suara klakson mobil Al sudah terdengar dari dalam kamar An dan itu tandanya Al sudah sampai. An mendekat ke ara