Blue and Grey
Huhhh, akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis ini. Niat saya baik kok, saya hanya ingin berbagi :)
Beberapa hari yang lalu, saya memberanikan diri untuk kembali memutar lagu "Blue and Grey" tentu saja dengan lirik terjemahan indonesianya. Ngga, saya ngga takut sama lagu itu kok, saya cuma benci ketika memori buruk dan luka yang sudah saya kubur dalam-dalam, ketika semua kegelisahan yang saya masukkan ke dalam kotak ketidaksaran kembali terangkat, seluruh sesak itu hadir lagi hanya dengan lirik lagu itu. Demi apapun, saya tidak pernah menyangka lagu itu akan membawa saya sampai sejauh ini.
"Orang-orang tampak bahagia, bisakah kau melihatku yang biru dan kelabu ini?" damn, i got goosebump, saya ngga tahu harus nangis, teriak, atau marah (?) ini relate sekali dengan hidup saya. Orang-orang terlihat menikmati hidupnya, mereka tertawa, mereka tersenyum, sedang saya sendiri saja tidak tahu dengan keadaan diri saya. Saya merasa baik-baik saja, tapi nyatanya saya tidak sedang baik-baik saja.
"Jangan bilang baik-baik saja, karena sebenarnya itu tidak baik-baik saja" Oh shit, i'm crying :(( beberapa kali saya bicara ke diri saya sendiri; "ada banyak hal yang memang perlu di gapapa-in, tapi kamu ngga bisa mengelak ketika sedang bersedih. Jangan bilang kamu sedang baik-baik saja, jangan denial kalau kamu sedang feel depressed." Jujur, ketika menulis ini pun saya ngga tahu apa yang harus saya tulis, saya terlalu bingung dengan perasaan saya, ada banyak luka tapi saya selalu berusaha meredamnya dengan "yaudah gapapa, nanti juga sembuh sendiri." Tapi ternyata sembuh itu hanya berlaku sementara, nyatanya ketika saya mendengarkan "Blue and Grey" ini, saya seperti diajak untuk kembali mengingat goresan luka dalam hidup saya. Saya hanya berpura-pura baik baik saja, sebenarnya saya hanya menyangkal kesedihan dalam hidup saya.
"I just wanna be happier." Belakangan ini, saya sering tertekan dengan keadaan yang semakin hari memaksa saya untuk baik-baik saja. Saya dituntut untuk tidak memasang persona dalam kehidupan saya. Bibir saya harus sering tersenyum tapi masalah bertubi-tubi menghujam, sudah layaknya hujan lebat seharian penuh. Tidak hanya itu, kesendirian yang saya rasakan di tengah ramainya keadaan juga mengusik pikiran serta perasaan saya. Jika hidup saya ini diibaratkan bentala, mungkin saya ini hamanya. Jika hidup saya diibaratkan medan perang, saya adalah belati yang kalah dari tikaman candrasa.
Saya pernah bilang ke diri saya sendiri; "the night sky is dark but looks so beautiful with all the stars. It's just like you right now, because no matter how dark or bad you are, one day the light will come to greet you." Saya mencoba untuk menenangkan diri saya sendiri, tentu saja dengan diri saya sendiri, saya berbicara dengan diri saya, saya tersenyum untuk diri sendiri. Lalu pada akhirnya, saya bahagia untuk beberapa saat, sebelum luka itu kembali menyapa.
"Di masa depan yang jauh, saat aku tersenyum, aku akan memberitahumu"
"Tolong jangan tinggalkan aku sendiri, ini sangat menyakitkan"
Komentar
Posting Komentar