semicolon

Mungkin ini akan jadi part paling emosional, honestly sebenernya saya ngga mau sharing masalah ini, tapi saya merasa butuh. Kalau bukan saya tulis di sini, lalu mau saya ceritakan ke siapa lagi?

Malu sebenarnya, tapi lebih banyak ke takut. Saya pernah merasa berhari-hari itu lelah sekali, setiap malam saya overthinking. Kalau di nalar pakai pikiran dingin sih overthinking di setiap malam mungkin bukan hal baru untuk orang-orang yang sedang melalui krisis paruh baya. Tapi pikiran liar dan negatif saya tiap malam rasanya beda, saya mudah terdistrak dengan hal-hal kecil. Ketika saya memikirkan satu masalah, saya teringat hal-hal menjijikan dalam hidup saya bahkan saya pernah berpikiran untuk pergi dari dunia ini. Tragis memang :( ya, saya pernah berpikiran untuk "mati" dan pergi dari dunia yang kejam ini. Saya ngga tahu kenapa saya bisa berpikiran seperti itu, rasanya meninggalkan dunia ini akan lebih bikin saya bahagia. Oh God, saya nangis nulis ini, bahkan jari saya gemetar dan merinding.

Ada tiga trauma yang tidak pernah saya ceritakan ke siapapun, bahkan di tulisan manapun saya tidak pernah menyinggungnya. Dua trauma terjadi sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar, dan satu trauma terjadi sewaktu saya sudah remaja, saat itu saya kelas 10 SMA kalau tidak salah. Trauma itu mengendap, tapi mudah terangkat, mudah juga menyerang saya. Setiap saya teringat trauma itu, saya sesak, pusing, mau mati aja rasanya. Tapi saya masih takut, kalau saya mati apa yang saya bawa? bersyukurnya otak saya masih mau buat diajak mikir realistis, saya masih mau berjuang untuk hidup, meski hidup ini saya merasa ngga pernah ada yang mengerti diri saya sepenuhnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalin, ini saya yang biasa dikatain sombong :)

That's why I always trying my best

Meredam Lara (a poetry)