Meredam Lara (a poetry)

Akan kuceritakan tentang seseorang

yang hidupnya banyak dipecut oleh kesedihan

harinya tidak luput dari siksaan

bukan fisik yang jadi masalah, melainkan batinnya


ia,

perempuan yang rambut hitamnya tidak lebih dari sebahu

perempuan dengan tubuh keringnya, tulang yang sedikit tampak sebab dagingnya tidak lebih banyak

perempuan yang bibirnya tidak mampu mengukir senyum semanis gulali di pasar malam


Ia, makhluk yang diciptakan Tuhan dengan penuh kelebihan

namun dipatahkan dengan cacian manusia lainnya

dan, tidak urung juga dibuang dari sekitarnya


Sekarang,

ia hanya seringkali bercerita bersama sarayu yang datang pada shyam

ada kalanya ketika bumantara mendatangkan payoda yang kelabu

ia berharap bentala dibasahi rintik hujannya

harum petrichor dapat menstimuli bibirnya untuk tersenyum


perempuan itu sumarah

tidak ada harsa

ia

hanya

ingin

redup

saja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalin, ini saya yang biasa dikatain sombong :)

That's why I always trying my best