ineffable :)

Halo? Saya akhir-akhir ini moodnya lagi baik banget. Ini saya nulis sambil nikmatin hujan dari dalam kamar, ngga lupa juga saya play lagunya Bangtan hehe.

Oh iya, btw dua hari kemarin saya nonton konser online-nya mereka (walaupun pakai jalur haram sih hehe), berhubung meraka lagi rayain anniversary yang ke-delapan. Saya sendiri udah sekitar tujuh tahun nge-stan Bangtan, ngga nyangka sih bakalan sampai sejauh ini. Ngomongin tentang Bangtan, ada banyak hal yang saya dapat dari mereka. Tentang kerja keras, semangat, pantang menyerah, usaha, dan masih banyak lagi. Saking banyaknya sampai saya ngga bisa nyebutin semuanya. Tapi satu hal besar yang sangat mengubah hidup saya adalah bagaimana Bangtan mengajarkan "Love Myself". 

Awalnya saya ngga paham apa itu mencintai diri sendiri, tapi setelah tujuh tahun saya meresa dekat dengan Bangtan, saya jadi lebih bisa mencintai diri saya sendiri walaupun masih di tahap berusaha. Saya perbanyak baca buku psikologi, buku self improvement, dan teori-teori psikologi yang dipakai Bangtan dalam lagunya. Saya sangat takjub dengan mereka, sampai saya ngga bisa deskripsikan seberapa besar saya mengagumi meraka. Rasanya mereka itu terlalu hebat sampai ngga bisa digambarkan dengan kata-kata - ineffable.

Saya sangat mengagumi makna-makna lagu yang mereka buat, karena lagu mereka bukan sekadar lagu cinta tapi lagu yang dapat menyelamatkan mental seseorang. Kenapa saya bilang begitu? Karena yang mereka tulis adalah berdasarkan apa yang sudah mereka alami, dengan dikaitkan teori psikologi. Sedikit penjelasan yang saya dapat dari buku Map of the Soul; 7 yang ditulis oleh seorang analis psikologi - Murray Stein menjelaskan salah satu makna lagu Jamais Vu. Lagu ini tentang sebuah pengulangan, menyatakan seakan kita ngga pernah belajar dari masalah, kita ngga pernah belajar dari pengalaman sebelumnya. Setiap kita dapat suatu masalah, kita harus belajar lagi cara menyelesaikannya, ya karena kita ngga pernah belajar dari pengalaman sebelumnya. Dan dari situ kita terus saja mengulangi suatu kesalahan yang sama secara terus menerus. Dalam psikologi, Carl Jung menyebut itu sebagai kompleks, dimana episode-episode pergumulan berulang-ulang dengan masalah yang sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalin, ini saya yang biasa dikatain sombong :)

That's why I always trying my best

Meredam Lara (a poetry)